Media Asing Sebut Prabowo Diduga Tersandung Kasus Korupsi Pembelian 12 Pesawat Bekas dari Qatar

LANGKATODAY.COM – Badan antikorupsi Eropa, The Group of States Against Corruption (GRECO) dilaporkan telah mengirimkan telegram ke Kedutaan Besar AS di Jakarta pada 25 Januari.

Isi Telegram tersebut berupa permintaan penyelidikan atas skandal pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 dari Qatar oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang dipimpin calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto.

Pembelian pesawat tersebut diketahui disepakati senilai 792 juta USD atau sekira Rp12,3 triliun atau dibeli dengan harga satuan 66 juta USD (sekira Rp1,03 triliun).

Melansir laporan Microsoft Network (msn.com), European Investigation Order (EIO) telah menggelar penyelidikan terhadap perusahaan asal Cekoslovakia yang menjembatani pembelian pesawat tempur Mirage 2000-5.

Penyelidikan tersebut dilakukan sebagai bagian dari penyelidikan besar terhadap dugaan pengaruh Qatar atas para anggota parlemen Eropa untuk mengamankan kepentingan negara Timur Tengah tersebut.

Dalam penyelidikannya, GRECO juga meminta Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) untuk memberikan bantuan terhadap penyelidikan korupsi di internal Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemenhan RI), terutama yang berkaitan dengan Qatar.

Dalam laporan MSN, dijelaskan jika terjadi kesepakatan yang tidak masuk akal antara Prabowo sebagai Menhan dengan Qatar. Kesepakatan itu terkait jet tempur Mirage bekas yang dibeli Kementerian Pertahanan RI.

Kesepakatan yang tidak masuk akal itu dinilai juga dapat mengancam karier politik Prabowo, yang saat ini tengah mencalonkan presiden 2024. Apalagi angka survei Prabowo juga selalu unggul di Pilpres 2024.

Media asing tersebut melaporkan jika ada kesepakatan pembelian jet tempur Mirage bekas senilai 792 juta USD dengan perusahaan yang terdaftar di Uni Eropa (UE). Hal ini memicu penyelidikan global, usai beberapa pelapor (whistleblower) melapor.

“Pemilu yang akan diadakan pekan depan pada tanggal 14 Februari akan menjadi pemilu yang sangat penting bagi negara demokrasi terbesar ketiga di dunia ini, seiring dengan upaya Prabowo untuk ketiga kalinya memenangkan kursi kepresidenan,” demikian kutipan laporan MSN.

“Pada dua upaya sebelumnya yang gagal, kampanye Prabowo diganggu oleh tuduhan pelanggaran hak asasi manusia selama masa jabatannya sebagai komandan Kopassus pada tahun 1990an. Kali ini, ia telah menyesuaikan diri dengan presiden Joko Widodo, bahkan menunjuk putra presiden, Gibran Rakabuming, sebagai pasangannya,” imbuh keterangan laporan media asing tersebut.

Namun rekam jejak Prabowo sebagai Menteri Pertahanan sejak 2019 kini mengancam kampanyenya. Muncul pertanyaan tentang kesepakatan jet tempur yang dibuat oleh Prabowo pada Januari 2023 agar Indonesia membayar 792 juta USD untuk 12 pesawat Mirage 2000-5 yang sebelumnya digunakan oleh Angkatan Udara Qatar.

Menurut Kementerian Pertahanan Indonesia, kesepakatan itu ditandatangani dengan Excalibur International a.s., sebuah unit dari perusahaan pertahanan Ceko Czechoslovak Group (CSG), yang dimiliki oleh keluarga Strnad. Pesawat-pesawat tersebut akan dikirim pada Januari 2025.

Tidak jelas berapa umur pesawat Angkatan Udara Qatar tersebut, namun menurut situs pabrikan Dassault Aviation, Mirage 2000 pertama terbang pada tahun 1980an. Meskipun Mirage 2000-5 tidak lagi diproduksi, Kementerian Pertahanan Indonesia mengklaim pesawat-pesawat tersebut akan dilengkapi dengan layanan dukungan dan pelatihan pilot selama tiga tahun.

Harga 792 juta USD juta yang disetujui oleh Prabowo berarti 66 juta USD juta per jet tempur bekas. Harga tersebut tergolong mahal untuk pesawat yang sebelumnya ditawarkan Qatar secara gratis pada tahun 2009.

Menurut MSN, Menteri Pertahanan Indonesia 2008, Juwono Sudarsono, menolak tawaran Qatar tentang pemberian pesawat secara gratis. Penolakan itu dilakukan karena biaya pemeliharaan jet tempur dinilai akan lebih mahal.

Fakta bahwa Prabowo kini memaksa Indonesia untuk membayar 792 juta USD juta untuk pesawat yang berusia 15 tahun lebih tua telah membuat marah beberapa anggota parlemen Indonesia.

“Apa yang begitu mendesak sehingga kami harus membeli jet bekas dan tua?” tanya anggota parlemen Tubagus Hasanuddin.

Purnawirawan Mayor Jenderal TB Hasanuddin, Anggota Komisi I DPR RI, menegaskan bahwa Indonesia seharusnya memilih pesawat Mirage 2000-9 terbaru yang ditawarkan Uni Emirat Arab, yang juga akan dijual.

Lalu mengapa Prabowo begitu tertarik membeli pesawat tua yang harganya mahal dari Qatar? Dari tahun 1990-an hingga 2007, Dassault Aviation menjual Mirage 2000 dengan harga antara 23 juta USD juta hingga 35 juta USD juta per unit. Namun Prabowo telah menyetujui masing-masing 66 juta USD juta untuk pesawat yang sudah tua.

“Kadang-kadang, ketika harga suatu aset dibayar dengan harga yang melambung, ada korupsi di dalamnya. Itulah titik awal bagi kami untuk melihat lebih detail kesepakatan ini. Prabowo memastikan Qatar mendapatkan kesepakatan ekstra manis yang tidak didapat pada tahun 2009. Mengapa,” demikian tulisan MSN.

Bacaan Lainnya: