Keberangkatan Kontingen KTNA Langkat ke PENAS XVI 2023 Penuh Kontroversi

Langkatoday.com – Setelah dilepas secara khusus oleh Plt Bupati Langkat, H. Syah Afandin, SH (Ondim), di Restoran Lembur Kuring, Jalan T. Amir Hamzah, Medan, Kamis (1/6/2023) yang lalu.

Kontingen PENAS KTNA (Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan) Kabupaten Langkat, dilepas keberangkatannya oleh Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat, Henri Tarigan, S.Pt, MMA, Kamis (8/6/2023), dari depan kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat.

Keberangkatan kontingen tersebut ke Padang, Sumatera Barat ternyata dipenuhi kontroversi.

Menurut informasi yang diterima dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat, kontroversi itu antara lain disebabkan karena buruknya kepemimpinan Henri selaku Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat. Hal ini tentu patut menjadi perhatian yang serius dari Plt. Bupati Langkat, H. Syah Afandin, SH.

Seperti yang ditegaskan oleh pengamat sosial, ekonomi, politik, hukum dan pembangunan, Muhammad Yunus (52) di Stabat, Jumat (9/6/2023), bagaimana dia mau jadi Bupati 2 periode kalau ‘masalah kecil’ seperti ini saja, tidak bisa diselesaikannya. Apalagi, akhir- akhir ini Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat terus menjadi sorotan publik.

” Ya, semua persoalan yang mencuat di Dinas Pertanian itu harus bisa diselesaikan Ondim dengan baik dan bijaksana, sebab publik tidak diam. Publik terus memperhatikan, menyoroti dan mengikuti perkembangannya ,” ujarnya.

Nah, kongroversi itu sendiri antara lain adalah sebagai berikut :

Siapa yang berangkat, sangat tidak jelas, sebab yang seharusnya ikut, tidak dibawa. Selain itu, yang seharusnya ikut, malah pergi dengan biaya sendiri.

Hal itu disebabkan, karena adanya faktor suka dan tidak suka. Jadi, semuanya tergantung kepada keputusan Kepala Dinas.

Padahal, yang ikut dan diberangkatkan itu seharusnya adalah para petani dan nelayan yang tergabung dalam KTNA Andalan Kabupaten Langkat yang langsung berada dalam binaan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat. Lalu, Kepala Dinas beserta para Kepala Bidang dan para penyuluh pertanian.

Nah, pada kenyataannya, para kepala bidang tidak ikut, dan para penyuluh pergi dengan biaya sendiri. Ada apa ini, para penyuluh pertanian itu kok diabaikan dan tidak dihargai seperti itu?

Parahnya lagi, ada yang tidak anggota KTNA, ikut berangkat. Lalu, ada yang membawa keluarga (istri), sehingga kesannya event PENAS tersebut hanya ajang untuk jalan- jalan saja (piknik).

Bahkan, ada penyuluh yang aktif dan berprestasi, tidak dibawa. Padahal, biasanya, PNS dan penyuluh yang berprestasi ya diikutsertakan.

” Ya, itulah bedanya sekarang. Padahal, keberangkatan kontingen itu kan menggunakan dana APBD. Jadi, sudah sepatutnya, transparan dan harus dipertang gungjawabkan penggunaannya,” ujar ‘orang dalam’ yang tidak mau disebutkan namanya kepada wartawan.

Padahal, tambahnya lagi, anggaran yang tersedia di DPA Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat itu sangatlah besar.

Selain itu, PENAS itu adalah momen yang tepat untuk memperkuat shilaturrahmi, komunikasi dan ajang untuk meningkatkan kapasitas SDM dari para petani dan nelayan serta para penyuluh pertanian dari seluruh Indonesia.

“Jadi, patut disesalkan, karena banyaknya ‘peserta siluman’ sedangkan para ienyuluh yang berharap ikut, tidak dibawa,” pungkasnya.

Bacaan Lainnya: