Rumah Sakit di Gaza Dibom, 500 Pasien dan Pengungsi Gugur

Langkatoday.com – Serangan rudal militer Israel pada Selasa malam menghantam Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza, Palestina, menyebabkan 500 orang meninggal.

Para petugas medis menggambarkannya sebagai genosida, kejahatan perang, dan pembantaian.

“Ini adalah genosida. Ini adalah kejahatan perang,” kata Nebal Farsakh, petugas medis dari Bulan Sabit Merah Palestina kepada Al Jazeera, Rabu (18/10/2023).

Dia menjelaskan bahwa selain pasien yang berada di dalam, banyak warga sipil Palestina yang mencari perlindungan di kompleks rumah sakit, setelah Israel memerintahkan semua orang di utara Gaza untuk pergi.

“Mereka yang berada di depan rumah sakit terpaksa meninggalkan rumahnya atas perintah evakuasi. Mereka bahkan tidak mampu mengungsi ke selatan. Terjadi kehancuran total pada infrastruktur dan transportasi,” katanya.

“Apa yang terjadi sangat buruk karena orang-orang ini, semuanya adalah warga sipil. Mereka meninggalkan rumah mereka dan mencapai tempat yang mereka yakini aman—sebuah rumah sakit, yang menurut hukum internasional adalah tempat yang aman,” imbuh Ziad Shehadah, seorang dokter di Gaza, kepada Al Jazeera.

“Orang-orang meninggalkan rumah mereka karena berpikir bahwa rumah mereka lebih berbahaya dan mereka pindah ke sekolah dan rumah sakit agar aman. Dan dalam satu menit, mereka semua terbunuh di rumah sakit.” Menurut Shehadah, jumlah korban tewas dikhawatirkan bisa mencapai lebih dari 1.000 orang.

“Ini adalah pembantaian,” ujarnya.

Rumah Sakit Baptis Al-Ahli dijalankan oleh Keuskupan Episkopal Yerusalem, sebuah denominasi Kristen Anglikan. Kehancurannya dikecam antara lain oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Mesir, Qatar dan Türki. Namun Israel membantah menyerang rumah sakit tersebut. Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan:

“Serangan roket musuh dilakukan terhadap Israel, yang melewati sekitar rumah sakit ketika diserang.”

“Menurut informasi intelijen, dari beberapa sumber yang kami miliki, organisasi Jihad Islam bertanggung jawab atas kegagalan penembakan yang menimpa rumah sakit tersebut,” ujar Hagari.

Klaim yang sama juga disuarakan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tak lama kemudian. Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh bersikeras bahwa kebrutalan yang dilakukan Israel menegaskan “kekalahan” mereka pada tanggal 7 Oktober, dan mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS)-lah yang pada akhirnya harus disalahkan.

“AS bertanggung jawab atas serangan rumah sakit tersebut karena kedok yang mereka berikan terhadap agresi Israel,” kata Haniyeh.

Dia juga menyerukan warga Palestina di Tepi Barat untuk bangkit melawan Israel. Beberapa menit setelah pernyataan Haniyeh, kerusuhan terjadi di Ramallah, ketika ratusan warga Palestina memprotes keputusan Presiden Mahmoud Abbas untuk bertemu dengan Presiden AS Joe Biden pada hari Rabu.

Abbas dilaporkan telah membatalkan rencana tersebut sejak itu, dengan alasan serangan rumah sakit di Gaza.

Di dekat Yordania, puluhan pengunjuk rasa berusaha masuk ke kedutaan Israel di Amman, namun dibubarkan oleh polisi. Rusia dan Uni Emirat Arab telah menyerukan sidang darurat Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu, untuk membahas serangan rumah sakit di Gaza.

Bacaan Lainnya: