Scroll untuk baca artikel
Banner IDwebhost
Iklan
BeritaPolitik

Janji Umroh Gratis SATRIA Belum Jelas, Publik Langkat: “Jangan Cuma Manis Saat Kampanye!”

781
×

Janji Umroh Gratis SATRIA Belum Jelas, Publik Langkat: “Jangan Cuma Manis Saat Kampanye!”

Sebarkan artikel ini
Momen saat Syah Afandin (tengah) bersama rombongan melaksanakan ibadah umroh di awal Januari 2025 setelah hasil rekapitulasi perhitungan suara pilkada 2024 di umumkan KPU Langkat pada awal Desember 2024.
channel whastapp langkatoday

Stabat, Langkatoday – Janji politik pasangan Bupati dan Wakil Bupati Langkat, Syah Afandin dan Tiorita Br Surbakti (SATRIA), untuk memberangkatkan 50 warga kurang mampu ke tanah suci setiap tahunnya, mulai dipertanyakan publik.

Memasuki hari ke-165 masa kepemimpinan mereka, belum ada tanda-tanda realisasi program umroh gratis yang sempat digembar-gemborkan saat kampanye Pilkada 2024.

Padahal, janji umroh gratis ini tercantum secara eksplisit dalam misi ke-10 visi-misi SATRIA: menuju Langkat yang Maju, Sehat, Sejahtera, Religius, dan Berkelanjutan. Namun realita di lapangan justru menunjukkan ketidakjelasan. Bukannya dibuka untuk masyarakat luas, program ini justru disebut hanya menyasar segelintir orang, yakni pemenang MTQ.

“Insha Allah nanti diupayakan secara bertahap. Sementara ini masih terbatas untuk qori-qoriah yang berprestasi,” kata Kepala Bagian Kesra Setdakab Langkat, Muhammad Suhaimi, Senin (4/8/2025), tanpa menyampaikan detail anggaran, waktu pelaksanaan, atau teknis pendaftaran.

Pernyataan tersebut sontak menuai tanda tanya besar dari warga. Sejumlah pertanyaan publik hingga kini belum dijawab:

  • Di mana dan bagaimana cara mendaftar
  • Apa saja syaratnya?
  • Siapa yang berhak menilai layak atau tidaknya warga untuk diberangkatkan?
  • Benarkah ada anggaran dari APBD? Berapa jumlahnya?
  • Apakah pemerintah bekerja sama dengan travel resmi?

Hingga kini, publik belum mendapatkan penjelasan yang transparan. Warga Langkat mulai resah, khawatir janji suci yang sempat menggaet suara pemilih itu hanya menjadi bagian dari manuver elektoral sesaat.

“Kalau memang program ini serius untuk rakyat, tunjukkan sistem dan mekanismenya. Jangan cuma indah di baliho,” ujar seorang warga Pangkalan Brandan yang enggan disebut namanya.

Pemerintah daerah dinilai harus segera mengambil sikap terbuka. Janji keumatan seperti ini tidak boleh sekadar menjadi alat kampanye, lalu dilupakan begitu saja setelah berkuasa.

SATRIA memang baru memasuki tahun pertama kepemimpinan, namun publik tidak akan tinggal diam ketika janji yang menyangkut harapan spiritual masyarakat kecil justru hanya ditebus dengan ketidakjelasan.

Warga kini menunggu, apakah program umroh gratis benar-benar dijalankan untuk rakyat banyak – atau hanya jadi fasilitas eksklusif bagi yang “dipilih”. (*)