Scroll untuk baca artikel
Langkatoday.com
langkatoday.com
Berita

Warga RI Ogah Beli Asuransi, Faisal Basri Beberkan Penyebabnya

Avatar photo
×

Warga RI Ogah Beli Asuransi, Faisal Basri Beberkan Penyebabnya

Sebarkan artikel ini

Ikuti kami di Google News dan WhatsApp Channel

JAKARTA (Langkatoday) – Ekonom senior Indonesia Faisal Basri mengatakan porsi industri asuransi dan dana pensiun terhadap ekonomi masih sangat kecil. Masing-masing baru berkontribusi 5,8% dan 6,9% terhadap total Gross Domestic Product (GDP)
Ia pun mengatakan, bila porsi kontribusi ini bisa didorong, maka akan berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Scroll untuk Baca Artikel
sejasa.net
Scroll untuk Baca Artikel

“Bayangkan kalau (kontribusi asuransi terhadap GDP) kita 8,5% saja itu berapa puluh triliun pasarnya? Industri dapen dari 6,9%, kalau kita ke 10% saja itu luar biasa. Sumber dana yang bisa digerakkan untuk pembangunan,” jelas Faisal dalam paparannya di Jakarta, Jumat, (26/7).

Sayangnya, industri asuransi juga dihimpit oleh rendahnya daya beli. Menurut Faisal Basri, hampir 60% rakyat Indonesia pengeluaran per hari-nya di bawah Rp30.000. Oleh karena itu tidak mungkin mengalokasikan dana untuk membayar premi asuransi.

Menanggapi hal ini, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono mengatakan, pihaknya terus mendorong penetrasi asuransi dengan mendorong literasi dan edukasi keuangan.

“Tanpa literasi orang tidak tahu kebutuhannya atau apa. Jadi kalau itu literasi bisa dilaksanakan dan kebutuhan itu akan muncul. Kalau saya tidak punya produk asuransi, maka saya akan berisiko lebih. Itu yang edukasi itu yang perlu terus-menerus dilakukan. Sehingga masyarakat bisa sadar terhadap produk-produk jasa keuangan. Makanya campaign untuk asuransi kita ubah, kalau dulu mari berasuransi, sekarang itu pahami, paham dulu, baru miliki gitu,” jelasnya.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per Mei 2024 aset industri asuransi di Indonesia mencapai Rp 1.120,57 triliun atau naik 1,3% yoy.

Lebih rinci, Ogi mengungkapkan pendapatan premi asuransi komersil secara akumulasi naik 8,59% secara tahunan (yoy). Asuransi jiwa tumbuh 2,23% yoy dan asuransi umum dan reasuransi tumbuh 19% yoy.

“Didukung permodalan solid dimana asuransi jiwa dan umum RBC-nya masing-masing 441,93% dan 326,66%,” jelas Ogi.

Sementara itu untuk asuransi non-komersil, asetnya tercatat mencapai Rp 219,58 triliun atau mengalami kontraksi 1,86% yoy. “Total aset dana pensiun (dapen) per Mei 2024 tumbuh 8,36% dengan nilai Rp 1.439,71 triliun,” ungkap Ogi.

Lalu, untuk program pensiun sukarela asetnya tumbuh 4,9% yoy dan untuk program wajib mencapai Rp 1.067 T atau tumbuh 9,62% yoy.

Terakhir untuk perusahaan penjaminan, Ogi mengungkapkan aset tercatat tumbuh 8,9% yoy, dengan nilai Rp 47,07 T pada Mei 2024. (rel/cnbc)

www.domainesia.com