Scroll untuk baca artikel
Sejasa Net
Iklan
Nasional

Siswa Keracunan MBG, Kepala Badan Gizi Nasional Ternyata Ahli Serangga Bukan Ahli Gizi

402
×

Siswa Keracunan MBG, Kepala Badan Gizi Nasional Ternyata Ahli Serangga Bukan Ahli Gizi

Sebarkan artikel ini
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Prof. Dr. Ir. Dadan Hindayana
channel whastapp langkatoday

Jakarta, Langkatoday – Sosok Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Prof. Dr. Ir. Dadan Hindayana, mendadak ramai diperbincangkan publik. Namanya menjadi sorotan setelah program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Gibran justru menuai kritik keras.

Alih-alih meningkatkan kesehatan siswa, program MBG kini dinilai menjadi ancaman keselamatan. Dalam sepekan terakhir, ribuan siswa di berbagai daerah dilaporkan mengalami keracunan massal, bahkan ditemukan pula belatung di dalam menu makanan.

Publik makin penasaran dengan sosok Dadan Hindayana yang memimpin BGN. Pasalnya, latar belakang akademiknya bukan di bidang gizi, melainkan entomologi atau ilmu tentang serangga.

Profil Dadan Hindayana

Lahir di Garut, Jawa Barat, 10 Juli 1967, Dadan Hindayana dikenal sebagai akademisi pertanian dan entomologis. Ia menempuh pendidikan Sarjana Proteksi Tanaman di IPB (1986–1990), lalu melanjutkan studi S2 Entomologi Terapan di University of Bonn, Jerman (1995–1997), serta S3 Entomologi di Leibniz Universität Hannover (2000).

Kariernya banyak dihabiskan sebagai dosen di Fakultas Pertanian IPB, mengajar bidang ekologi, pengendalian hama, hingga kewirausahaan pertanian. Ia juga aktif menulis lebih dari 20 publikasi ilmiah tentang serangga, hama, dan proteksi tanaman.

Pada 19 Agustus 2024, lewat Keputusan Presiden Nomor 94P Tahun 2024, Presiden Joko Widodo melantiknya sebagai Kepala BGN, menjadikannya pejabat pertama yang memimpin lembaga baru hasil Perpres No. 83 Tahun 2024.

Polemik Program MBG

Sejak diluncurkan, MBG sudah menimbulkan banyak persoalan. Data menunjukkan ada 5.626 kasus keracunan di 16 provinsi, dengan Jawa Barat menempati posisi tertinggi yakni 2.051 kasus.

Kasus terbaru terjadi di Lampung, tepatnya SDN 1 Karang Agung, Kabupaten Tanggamus. Video yang beredar memperlihatkan lauk telur dan sayur MBG dipenuhi larva belatung. Pihak sekolah langsung menghentikan pembagian makanan.

“Untung ketahuan, coba kalau sudah dibagi dan dimakan, yang jadi korban kan anak-anak kami,” ujar Sulaiman, salah satu wali murid.

Ketua Satgas MBG Provinsi Lampung, Saipul, hingga kini belum memberikan klarifikasi resmi terkait insiden tersebut.

Evaluasi dari Jawa Barat

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan akan mengevaluasi menyeluruh pelaksanaan MBG. Ia menyoroti kualitas makanan dan kemampuan vendor Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam menyediakan makanan higienis.

“Kalau ternyata tidak mampu dan angka keracunan tetap tinggi, tentu harus ada evaluasi. Vendor yang tidak sesuai dengan harapan harus diganti,” tegas Dedi.

Meski belum ada korban jiwa, Dedi mengakui banyak siswa mengalami trauma akibat kasus keracunan MBG. Ia menilai ada ketimpangan antara jumlah penerima MBG dengan kapasitas SPPG, ditambah jarak distribusi yang terlalu jauh.

“Misalnya, masaknya jam 1 malam tapi disajikan jam 12 siang. Jarak waktunya terlalu lama, itu perlu dievaluasi,” jelasnya.

Publik Minta Jawaban

Dengan ribuan siswa terdampak, publik kini mempertanyakan keseriusan pemerintah dan peran BGN di bawah kepemimpinan Dadan Hindayana. Dari seorang ahli serangga menjadi penentu kebijakan gizi nasional, sosok Dadan seolah berada di pusaran polemik yang belum kunjung reda.