Jakarta, Langkatoday – Mimpi almarhum Affan Kurniawan untuk membelikan rumah bagi ibunya akhirnya terwujud, meski ia sudah tiada. Presiden RI Prabowo Subianto memberikan bantuan rumah bagi keluarga Affan, pengemudi ojek online (ojol) yang meninggal dunia setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
“Alhamdulillah Bapak Presiden hadir melakukan takziah menemui orang tua almarhum, Pak Zulkifli dan Ibu Herlina, serta kakak dan adiknya. Bapak menyampaikan duka cita yang mendalam dan juga memberikan bantuan. Ini bentuk keprihatinan Bapak sebagai Presiden,” ujar Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Ahmad Riza Patria, Jumat (29/8/2025) malam.
Rumah Atas Nama Sang Ibu
Rumah bantuan tersebut berada di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor, dan telah resmi diatasnamakan ibu Affan, Herlina.
“Affan itu putus sekolah umur 14 tahun, lalu bekerja sebagai penjaga portal. Selama dua tahun ia menabung, cita-citanya ingin membelikan rumah untuk ibunya. Selama ini mereka tinggal mengontrak di Jakarta, kondisi rumah kontrakannya kecil dan memprihatinkan,” kata Riza.
Semasa hidupnya, Affan dikenal sebagai sosok pekerja keras. Dari jerih payahnya sebagai pengemudi ojol, ia bahkan sudah membeli sebidang tanah di Lampung serta sebuah motor untuk adik perempuannya.
“Ini contoh anak-anak yang punya kepedulian pada keluarga. Mudah-mudahan seluruh anak Indonesia bisa meneladani Affan yang begitu sayang pada orang tua, adik, dan keluarganya,” imbuh Riza.
Instruksi Tegas Presiden
Riza menambahkan, Presiden Prabowo menaruh perhatian serius atas insiden yang menewaskan Affan.
“Bapak Presiden sangat prihatin, menyampaikan belasungkawa, dan meminta supaya petugas yang menyebabkan kematian Affan ditindak tegas, dihukum sekeras-kerasnya,” tegasnya.
Prabowo juga menghargai aksi demonstrasi masyarakat sebagai bentuk penyampaian aspirasi, namun ia mengingatkan agar tidak disertai tindakan anarkis.
“Beliau menyampaikan bahwa silakan aspirasi disampaikan secara terbuka di negara demokrasi ini. Tapi jangan sampai anarkis, jangan sampai ditunggangi pihak-pihak tertentu yang tidak ingin Indonesia menjadi negara maju dan besar,” tutup Riza.