Jakarta, Langkatoday – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kembali memicu kontroversi dalam pidatonya di hadapan Sidang Umum PBB, Jumat (26/9/2025). Di tengah ejekan dan aksi walk out dari sejumlah delegasi, Netanyahu bersumpah akan memblokir terbentuknya negara Palestina, sembari menuding para pemimpin Eropa mendorong Israel ke arah “bunuh diri nasional” dengan memberi penghargaan kepada Hamas.
Dalam pidato penuh emosi itu, Netanyahu menegaskan tekadnya untuk melanjutkan perang hingga Hamas benar-benar ditumpas.
“Israel tidak akan membiarkan Anda memaksakan terbentuknya negara teroris kepada kami,” ujarnya, dikutip AFP, Sabtu (27/9/2025).
Bantah Tuduhan Genosida
Netanyahu juga menolak tudingan bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Ia berdalih Israel telah berulang kali menyebarkan selebaran untuk memperingatkan warga sipil sebelum melancarkan serangan udara dan darat.
Meski demikian, data korban menunjukkan kesenjangan yang mencolok. Konflik bermula pada 7 Oktober 2023 ketika serangan Hamas menewaskan 1.219 orang, mayoritas warga sipil. Itu menjadi hari paling mematikan sepanjang sejarah Israel.
Sebagai balasan, serangan Israel justru menelan korban jauh lebih besar. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang datanya dianggap kredibel oleh PBB, hingga kini lebih dari 65.500 warga Palestina tewas, sebagian besar adalah warga sipil.
Peta Konflik yang Makin Suram
Pernyataan Netanyahu kian mempertegas sikap Israel yang menolak solusi dua negara, di saat semakin banyak negara, termasuk Kanada, Inggris, Australia, dan Portugal, telah resmi mengakui Palestina sebagai negara merdeka.
PBB sendiri terus mendesak penghentian perang, namun tanpa adanya konsensus global, konflik Israel–Palestina masih berpotensi berlarut-larut dengan angka korban sipil yang terus meningkat.


.png)





