Scroll untuk baca artikel
Langkatoday.com
langkatoday.com
GlobalPeristiwa

Hamas Tangkal Serangan Darat Israel

Avatar photo
×

Hamas Tangkal Serangan Darat Israel

Sebarkan artikel ini

Ikuti kami di Google News dan WhatsApp Channel

LANGKATODAY.com – Sayap bersenjata Hamas mengatakan bahwa mereka telah menggagalkan serangan darat Israel ke Beit Hanoun dan timur Bureij. Brigade al-Qassam menambahkan bahwa bentrokan sengit dengan pasukan Israel mulai berlangsung menyusul pemadaman internet dan komunikasi di Gaza oleh Israel.

Scroll untuk Baca Artikel
sejasa.net
Scroll untuk Baca Artikel

Beit Hanoun adalah sebuah kota di bagian timur laut wilayah kantong tersebut, sedangkan kamp pengungsi Bureij berada di Jalur Gaza tengah. Safwat Kahlout dari Aljazirah mengatakan “bentrokan” antara Brigade Qassam dan pasukan Israel terjadi di tiga lokasi: “Setelah beberapa menit situasi relatif tenang, kini artileri Israel kembali melakukan pemboman besar-besaran melintasi garis perbatasan.

“Saya sedang berdiri di atap gedung saya, dan saya bisa melihat kilatan artileri Israel meledak melintasi garis perbatasan. Kami menerima pesan dari Brigade Qassam bahwa bentrokan terjadi di tiga tempat dan lokasi berbeda di seberang garis perbatasan.

“Salah satunya berada di sebelah timur al-Breij, yang berada di wilayah tengah Jalur Gaza, dan yang lainnya… berada di sebelah timur Kota Gaza dan di utara Jalur Gaza. “Mereka mengatakan bentrokan tersebut adalah yang paling brutal dalam hal penggunaan berbagai jenis senjata dalam baku tembak ini.”

Pejabat politik Hamas Ezzat el-Reshiq telah berjanji bahwa Brigade al-Qassam dan semua kekuatan perlawanan Palestina siap untuk menggagalkan serangan Israel. El-Reshiq menekankan, sayap bersenjata Hamas sepenuhnya siap menghadapi “agresi dengan kekuatan penuh”.

“Jika (Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu memutuskan untuk memasuki Gaza malam ini, perlawanan sudah siap,” kata Ezzat al-Rishaq. “Sisa-sisa prajuritnya akan ditelan tanah Gaza.”

Hamas menyatakan bahwa tindakan Israel memutus komunikasi dari Jalur Gaza adalah upaya untuk menutupi kejahatan pendudukan tanpa pengawasan atau akuntabilitas apa pun. “Israel sedang mencoba membangun pencitraan kemenangannta,” kata Osama Hamdan, seorang pejabat senior Hamas, kepada Aljazirah.

Osama Hamdan mengatakan tidak ada pembicaraan yang saat ini terjadi antara kelompok tersebut dan Israel mengenai potensi gencatan senjata dan pertukaran tahanan. Hamdan juga mengatakan pasukan Israel “bergerak menuju perbatasan Gaza dari berbagai titik”.

“Jelas bahwa mereka tahu bahwa mereka telah mulai kalah soal narasi, sehingga mereka ingin memisahkan Gaza dari dunia untuk melakukan kejahatan mereka secara diam-diam,” katanya. “Jelas mereka sudah memulai [invasi darat] itu, tapi mereka khawatir dengan konsekuensinya, mereka khawatir dengan apa yang mungkin terjadi di lapangan dan mereka menghadapi perlawanan yang sangat kuat.”

Dia menambahkan bahwa pemboman intensif yang dilakukan Israel dan “pemutusan jaringan telepon dan internet” serta “listrik, air, makanan, obat-obatan dan bahan bakar” adalah “kejahatan perang besar-besaran” yang dibantu oleh Barat.

Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan pasukan darat “memperluas aktivitas mereka” pada Jumat malam di Gaza dan “bertindak dengan kekuatan besar… untuk mencapai tujuan perang.” Israel mengatakan serangannya menyasar para pejuang dan infrastruktur Hamas dan bahwa para militan tersebut beroperasi dari kalangan warga sipil, sehingga menempatkan mereka dalam bahaya.

Israel telah mengumpulkan ratusan ribu tentara di sepanjang perbatasan menjelang serangan darat. Sebelumnya pada Jumat, militer mengatakan pasukan darat melakukan serangan kedua mereka selama satu jam di Gaza dalam beberapa hari, menyerang puluhan sasaran militan selama 24 jam terakhir.

Korban meninggal warga Palestina di Gaza telah melonjak melewati 7.300 orang, lebih dari 60 persen di antaranya adalah anak di bawah umur dan perempuan, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah tersebut. Lebih dari 1.400 orang tewas di Israel selama serangan Hamas pada 7 Oktober, menurut pemerintah Israel, dan setidaknya 229 sandera disandera ke Gaza.

Militan Palestina telah menembakkan ribuan roket ke Israel, termasuk satu roket yang menghantam sebuah bangunan perumahan di Tel Aviv pada Jumat, melukai empat orang. Jumlah keseluruhan korban tewas jauh melebihi total korban jiwa dalam serangan Israel ke Gaza sebelumnya, yang diperkirakan mencapai 4.000 jiwa.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan kepada wartawan asing bahwa Israel memperkirakan serangan darat yang panjang dan sulit ke Gaza akan segera terjadi. “Akan memakan waktu lama untuk membongkar jaringan terowongan Hamas yang luas,” katanya. Ia memperkirakan akan terjadi fase panjang pertempuran dengan intensitas rendah ketika Israel menghancurkan “kantong-kantong perlawanan.”

Komentarnya menunjuk pada fase baru perang yang berpotensi melelahkan dan terbuka setelah pemboman tanpa henti selama tiga pekan. Israel mengatakan pihaknya bertujuan untuk menghancurkan kekuasaan Hamas di Gaza dan kemampuannya untuk mengancam Israel.

Namun bagaimana kekalahan Hamas dan akhir dari invasi tersebut masih belum jelas. Israel mengatakan mereka tidak bermaksud untuk memerintah wilayah kecil ini, bahkan ketika Gallant menyatakan bahwa pemberontakan jangka panjang dapat terjadi.

Konflik tersebut mengancam akan memicu perang yang lebih luas di seluruh wilayah. Negara-negara Arab – termasuk sekutu AS dan negara-negara yang telah mencapai kesepakatan damai atau menormalisasi hubungan dengan Israel – semakin meningkatkan kewaspadaan atas potensi invasi darat, yang kemungkinan akan menimbulkan lebih banyak korban jiwa di tengah pertempuran perkotaan.

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi memperingatkan pada X bahwa “akibatnya akan menjadi bencana kemanusiaan yang sangat besar di tahun-tahun mendatang.” (rel/republika)

www.domainesia.com