Scroll untuk baca artikel
Sejasa Net
Iklan Bapenda Provsu
Berita

10 Hari Tanpa Henti, Mohammad Adi Pardede Dedikasikan Diri Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Sumut dan Aceh

369
×

10 Hari Tanpa Henti, Mohammad Adi Pardede Dedikasikan Diri Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Sumut dan Aceh

Sebarkan artikel ini
Mohammad Adi Pardede (tengah) berfoto bersama tim relawan dalam aksi kemanusiaan
channel whastapp langkatoday

STABAT, LANGKATODAY – Dalam sepuluh hari terakhir, nama Mohammad Nurhadi Salim Pardede (Adj Pardede) menjadi salah satu sosok relawan lapangan yang paling aktif bergerak menyalurkan bantuan untuk korban bencana banjir besar di Sumatera Utara khususnya Kabupaten Langkat serta wilayah Aceh Tamiang yang hingga kini masih dilanda krisis kemanusiaan.

Melalui unggahan terbarunya, Adi Pardede menggambarkan betapa beratnya kondisi warga yang terjebak banjir. Terutama anak-anak dan bayi yang harus bertahan hidup tanpa pakaian kering, tanpa penerangan, dengan tidur di atas lumpur, bahkan dikelilingi bangkai hewan akibat bencana.

Situasi tragis ini membuat Adi bersama tim relawan tak punya pilihan selain terus bergerak dari pagi hingga malam.

Bergerak Tanpa Lelah untuk Sesama

Mohammad Adi Pardede (kiri) saat membawakan makanan untuk para korban bencana banjir bandang di Langkat.

Dalam 10 hari terakhir, Adi Pardede tercatat telah mengorganisir, mengumpulkan, dan mendistribusikan berbagai jenis bantuan mulai dari:

  •  Logistik pangan,
  • Makanan siap saji,
  • Air mineral,
  • Pakaian layak pakai,
  • Obat-obatan,
  • Hingga perlengkapan untuk balita dan ibu menyusui.

Seluruh bantuan tersebut ia salurkan langsung ke titik-titik pengungsian, terutama di daerah yang sulit dijangkau akibat akses yang terputus oleh genangan banjir dan lumpur tebal.

Di Aceh Tamiang, Adi menyaksikan sendiri bagaimana warga harus bertahan hidup dengan fasilitas minim.

“Tidak ada cahaya, baju basah, tidur di atas lumpur. Anak-anak kecil dan bayi yang paling menderita,” tulisnya dalam laporan lapangan di Instagram, Sabtu (6/12).

Bantuan Masyarakat

Adi menegaskan bahwa seluruh bantuan yang ia distribusikan adalah hasil donasi masyarakat Sumut yang mempercayakan dana dan barang bantuan melalui dirinya. Dalam situasi darurat, bantuan dari warga menjadi penyelamat utama sebelum bantuan pemerintah terdistribusi merata.

Ia bekerja secara transparan, mempublikasikan proses distribusi, dan memastikan bahwa bantuan benar-benar sampai ke tangan warga yang paling membutuhkan.

“Ini amanah masyarakat. Saya hanya menyampaikan titipan kepada saudara-saudara kita yang sedang berjuang bertahan hidup,” ungkap Ade.

Seruan kepada Pemerintah

Selain turun langsung, Adi Pardede juga menyampaikan harapan agar pemerintah pusat maupun daerah bertindak lebih cepat dalam evakuasi dan penanganan pengungsi. Menurutnya, krisis makanan, air bersih, dan obat-obatan tidak bisa ditunda.

“Kita harus bergerak cepat. Banyak nyawa yang harus diselamatkan,” ujarnya.

Keteguhan Adi selama sepuluh hari tanpa henti menjadi inspirasi bagi banyak pihak. Unggahannya di media sosial mendorong gelombang solidaritas publik, terutama masyarakat Sumut, yang kini semakin banyak mengirimkan bantuan melalui jaringan relawan.

Kehadirannya di lapangan bukan hanya sebagai penyalur logistik, tetapi juga sebagai saksi mata dari kondisi darurat yang menimpa ribuan warga.

Kisah ini menjadi pengingat bahwa kepedulian tidak harus menunggu jabatan atau kekuasaan; cukup keberanian untuk bertindak ketika orang lain membutuhkan.

Di tengah bencana besar yang melanda, sosok Mohammad Adi Pardede membuktikan bahwa kemanusiaan selalu menemukan jalannya. Melalui aksi nyata dan kerja kerasnya, harapan itu kini terus menyala di tengah lumpur dan duka para korban banjir Sumut dan Aceh Tamiang.

 

View this post on Instagram