
LANGKATODAY.COM – Kroasia keluar sebagai juara ketiga Piala Dunia 2022 Qatar setelah mengalahkan Maroko, 2-1, di Stadion Internasional Khalifa, Al Rayyan, Sabtu (17/12) malam WIB. Dua gol Kroasia dicetak oleh Josko Gvardiol dan Mislav Orsic. Sementara itu, satu gol Maroko dicetak oleh Achraf Dari.
Menurut catatan the National News, sejumlah pemain yang merumput di laga tersebut tidak dalam performa terbaiknya. Kiper Maroko Yassine Bounou diberi nilai enam. Pemain Sevilla itu tak sekokoh di pertandingan-pertandingan sebelumnya sehingga gawangnya dapat dibobol dua gol. Rata-rata nilai pemain Maroko ada di angka enam.
Di sisi Kroasia, para pemainnya dinilai tampil lebih baik. Pencetak gol pertama Kroasia Josko Gvardiol mendapatkan nilai delapan. Rata-rata finalis Piala Dunia 2018 Rusia itu mendapatkan penilaian di angka tujuh. Kendati demikian, hal tersebut adalah angka statistik pemain di laga tersebut.
Maroko tetap memberikan perlawanan sengit yang dibuktikan dengan catatan statistik sembilan kali tembakan dengan dua di antaranya mengarah ke gawang. Sedangkan, Kroasia melakukan 12 kali tembakan dan empat di antaranya mengarah ke gawang. Dari sisi penguasaan bola, Maroko juga tak terpaut jauh dari Kroasia, yakni 49 berbanding 51 persen.
Pelatih Maroko Walid Regragui memiliki pandangan lebih jauh daripada sekadar hasil akhir pertandingan. Menurut dia, keberhasilan Maroko menembus empat besar Piala Dunia memiliki dampak positif bagi sepak bola Afrika pada masa mendatang. Ia yakin akan ada tim Afrika yang memenangkan Piala Dunia dalam 20 tahun ke depan.
Skuad Singa Atlas menjadi semifinalis Piala Dunia pertama dalam sejarah sepak bola Afrika. Maroko membuat kejutan sejak di penyisihan grup. Hakim Ziyech dan kawan-kawan mengalahkan beberapa tim unggulan, seperti Belgia, Spanyol, dan Portugal.
Pada Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) akan menambah jumlah peserta menjadi 48 tim. Afrika setidaknya akan mengirimkan sembilan tim atau bertambah empat dari jatah saat ini.
“Dengan sembilan peserta, kami akan belajar. Dalam 15, 20 tahun, saya yakin tim Afrika akan memenangkan Piala Dunia karena kami akan belajar,” kata Regragui seusai pertandingan, dilansir dari News24, Ahad (18/12).
Regragui menegaskan, Maroko perlu membangun tim kembali setelah turnamen di Qatar dengan dilandasi oleh kerja keras dan keinginan kuat. Ia mengatakan, DNA itu tidak hanya untuk Maroko, tetapi bagi Benua Afrika secara keseluruhan.
Regragui langsung mengincar memenangkan Piala Afrika tahun depan sebagai langkah maju. Ia menyampaikan kepada pemainnya di ruang ganti seusai laga bahwa jika ingin mencatatkan sejarah, mereka harus memenangkan Piala Afrika. Terakhir kali negara ini memenangkan gelar tersebut pada 1976.
“Besok pagi kami akan meraihnya dan semua menyadari bahwa kami telah melakukan pencapaian yang fantastis di sini. Kami telah mendapatkan banyak pengalaman dalam waktu singkat,” ujar Regragui.
Adapun pelatih Kroasia Zlatko Dalic menilai tempat ketiga di Piala Dunia 2022 Qatar membuktikan timnya mempunyai masa depan cerah. Di satu sisi, tim yang diperkuat mayoritas pemain di final Piala Dunia 2018 Rusia itu dipandang memasuki akhir dari sebuah siklus. Kemenangan atas Maroko, lanjut dia, menghindarkan bencana mendatangi Kroasia.
Dalic menilai pertandingan tersebut sangat sulit dan mempertontonkan pertunjukan yang hebat. Ia tak lupa menyampaikan selamat kepada Maroko atas perjuangannya di lapangan hingga menit akhir meskipun sang lawan terlihat lelah. “Mereka bisa bangga atas pencapaian yang diraih di turnamen ini.”
Pertandingan ini mungkin menjadi turnamen Piala Dunia terakhir bagi beberapa pemain Kroasia karena faktor usia. Dejan Lovren kini berusia 33 tahun dan Luka Modric 37 tahun. Meski demikian, keduanya akan tetap menjadi bagian dari tim ini di Piala Eropa 2024.
“Ini adalah akhir dari sebuah siklus bagi kami, akhir dari sebuah perjalanan. Pertandingan malam ini dan kemenangan adalah momen turnamen bagi kami. Ya, ini adalah Piala Dunia terakhir untuk beberapa pemain saya hari ini karena usia mereka,” kata Dalic dilansir dari the National News.
Dalic mengatakan, Kroasia tak kekurangan pemain muda yang akan menjadi penerus. Bek Gvardiol baru berusia 20 tahun, Josip Stanisic masih 22 tahun, bek kiri Borna Sosa baru berusia 24 tahun, dan gelandang Lovro Majer 24 tahun. Itu sebabnya Dalic selalu optimistis tentang masa depan tim Kroasia.
Informasi dan kerjasama bisa dikirim via e-mail: [email protected]