STABAT (Langkatoday) – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Demokrasi Rabu (26/6) menggeruduk Kantor Dinas PMD Kabupaten Langkat.
Aliansi mahasiswa ini, menduga adanya konspirasi (persekongkolan) dalam penetapan status Desa Mandiri yang melibatkan Kadis PMD Langkat Nuryansyah Putra M.Si
Dalam orasinya, mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Sumatera Utara ini, membentangkan spanduk bertuliskan ‘Usut Tuntas Penyalahgunaan Jabatan PMD’. Mereka meminta, agar Nuryansyah mengklarifikasi secara langsung terkait dugaan penyimpangan di dinas itu.
“Kami menduga adanya penyelewengan terhadap penyelenggaraan pemerintahan mengenai status Desa Mandiri, Indeks Pembangunan Desa (IPD) dan Indeks Desa Membangun (IDM). Kami minta kadis menemui dan memberikan klarifikasi di sini,” tutur kordinator aksi Yogi Mahendra yang juga merupakan Kepala Departemen Politik, Hukum dan Kebijakan Publik Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Langkat Indonesia (PB HIMALA).
Selain itu, massa juga menyampaikan tuntutannya agar Pj Bupati Langkat M Faisal Hasrimy mecopot jabatan Nuryansyah. Karena, adanya dugaan kuat konspirasi penetapan status desa yang merugikan penggunaan anggaran dana desa.
Kemudian, adanya dugaan kongkalikong Tenaga Ahli Kementerian Desa dan oknum di Dinas PMD Langkat dalam menetapkan status desa.
“Maka kami minta agar aparat penegak hukum (APH) segera memeriksa dugaan tersebut,” pekik Yogi
Ironisnya, Nuryansyah tidak terlihat menemui puluhan massa yang berorasi di depan kantornya. Ia terkesan acuh dengan masyarakat yang menyampaikan kritikan terhadap kineerja oknum pejabat ini.Hal itu sempat membuat massa geram.
Para aktivis muda ini kemudian menggoyang pagar Kantor Dinas PMD Langkat sebagai ungkapan kekecewaan. Kemudian tenda pun didirikan mahasiswa persis di pintu masuk kantor itu.
“Terkait temuan itu, kita sudah serahkan dan jelaskan juga ke Kejari Langkat. Temuan ini terkait dengan Indeks Desa Membangun, bahwasannya ada pemeresan yang dilakukan pihak terkait kepada desa di Kabupaten Langkat,” tutur Yogi, usai berorasi.
Alih-alih mendapatkan sambutan hangat dari Kepala Dinas PMD Langkat, masa aksi yang berasal dari beberapa organisasi kemahasiswaan tersebut malah ditantang berkelahi oleh oknum pegawai dinas tersebut.
View this post on Instagram
Beruntung massa tersebut tidak terpancing. Justru dengan ketenangan mereka, masa aksi membalas dengan bertepuk tangan menanggapi tantangan dari oknum tersebut.
Muhammad Wahyu Hidayah, SH yang merupakan Ketua Umum Pengurus Besar HIMALA sangat mengecam tindakan yang di tujukan oleh kadernya tersebut.
“Udah gak betol orang itu (read : oknum pegawai pmd), adik-adik mahasiswa yang menyampaikan aspirasi seharusnya disambut dengan hangat, bukan dianggap sebagai musuh lalu diajak betumbok. Justru tindakan tersebut sangat menyinggung kami sebagai perhimpunan mahasiswa di Langkat. Yogi itu adik kami, kalau dia diajak berantam, bukan hanya dia yang maju, tapi semua kader HIMALA juga ikut maju”.
Wahyu juga menyayangkan sikap Kadis PMD Langkat yang terkesan tidak bersahabat dengan mahasiswa dan menduga bawah tindakan yang dilakukan oleh oknum pegawai PMD tersebut merupakan arahan dari Kadis PMD.
Dari tuntutan yang disampaikan oleh Yogi, dkk. Wahyu juga meminta bahwa Kadis PMD Langkat harus dan wajib memberikan konfirmasi atas tuntutan tersebut.
“Kami (read:HIMALA), dari tuntutan yang disampaikan yogi meminta sesegera mungkin, kadis PMD Langkat memberikan keterangan presnya. Jika Kadis PMD Langkat tidak juga memberikan keterangan, maka kami seluruh kader HIMALA akan ikut serta menggeruduk kantor Dinas PMD”, tegasnya kepada media Langkatoday.