Sejumlah Siswa SD di Wampu Harus Lintasi Sungai untuk Pergi Sekolah, Jembatan Rusak Tak Kunjung Diperbaiki

Langkatoday.com – Beredar video viral yang memperlihatkan kondisi anak sekolah yang tengah beramai-ramai melintasi aliran sungai saat hendak pergi ke sekolah maupun pulang sekolah.

Informasi yang diperoleh, anak-anak sekolah itu ialah siswa-siswi SD N 050677 yang berada di Desa Besilam Bukit Lambasa (BL), Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Lokasi desa yang berada di pedalaman Kabupaten Langkat ini, dan dikelilingi perkebunan kelapa sawit, memang sangat minim perhatikan soal infrastruktur dari pemerintah daerah setempat.

Amatan wartawan, di video viral tersebut terdengar suara seorang pria yang menjelaskan suasana bagaimana kondisi anak-anak sekolah saat melintasi Sungai Wampu.

Tampak sepatu yang menjadi pelindung kaki anak-anak itu, harus dibuka serta ditenteng agar tidak basah terkena air sungai.

“Ada sebuah titi (jembatan) yang sebenarnya dekat penyeberangan menuju sekolah, tapi setelah titi itu terkena banjir, sampai sekarang titinya roboh dan tidak diperbaiki,” ujar suara pria yang ada di dalam video.

Selanjutnya, pria itu mengatakan, anak-anak setiap pergi dan pulang sekolah, selalu melewati sungai dengan kondisi yang serupa.

“Makanya kami berharap kepada pihak-pihak terkait, untuk bisa kiranya membantu untuk membangun titi tersebut agar anak-anak ini bisa pergi dan pulang sekolah dengan nyaman,” ucap pria itu.

“Alhamdulillah hari ini sungai tidak begitu deras, dan tidak banyak air. Tapi nanti ada masa ketika sungai itu debit airnya tinggi, maka anak-anak ini tidak bisa sekolah, tak bisa nyeberang, dan bisa tenggelam,” sambungnya.

Menanggapi persoalan tersebut, Camat Wampu, Syamsul Adha mengatakan, jika jembatan yang dimaksud sebenarnya masih ada.

“Jembatannya ada, sempat ambruk kena banjir dan sudah diperbaiki ala kadarnya. Cuma bisa dilewati sepeda motor, sepeda dayung, atau pejalan kaki,” ujar Syamsul, Rabu (8/2/2023).

Meski ala kadar, Syamsul pun menambahkan setiap pengendara maupun pejalan kaki harus berhati-hati.

“Kondisi jembatannya memang sudah miring. Tapi kalau pejalan kaki, sepeda dayung, sepeda motor masih bisa lewat pelan-pelan,” ujar Syamsul.

Soal anak-anak sekolah dasar yang melewati sungai, Syamsul menambahkan, jika melintas sungai, jarak tempuh anak-anak sekolah akan semakin dekat, tanpa harus menuju ke jembatan yang ala kadar tersebut.

“Karena lebih dekat, dan anak-anak sekolah itu sambil main air. Dan jika banjir sifatnya hanya air lewat sekitar 1-2 jam sudah surut. Karakteristik sungainya dangkal,” ujar Syamsul.

Meski demikian, perbaikan jembatan itu sudah menjadi atensi pihak kecamatan maupun pihak desa.

“Sudah menjadi atensi kami, hanya saja memang kemarin mau dialokasikan lewat dana APBDES tidak boleh karena wajib memenuhi untuk penanganan Covid-19, setelah Covid-19 mau diselesaikan. Keluar lagi aturan wajib ketahanan pangan sehingga terus terkendala sampai sekarang,” tutup Syamsul. (rel/tribun)

Informasi dan kerjasama bisa dikirim via e-mail: [email protected]

Bacaan Lainnya: