The Vajra

Berbeda dengan Indonesia, Ini Deretan Negara Islam yang Rayakan Idul Fitri Hari Ini

Table of Contents

JAKARTA (Langkatoday) – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan melalui Sidang Isbat bahwa Hari Raya Idul Fitri 1446 H jatuh pada Senin (31/3) besok. Namun, ada beberapa negara Islam yang akan lebih dulu merayakan Hari Raya Idul Fitri pada Ahad (30/3) hari ini.

Negara-negara tersebut antara lain Arab Saudi. Seperti dilansir Arabnews, hilal untuk bulan Syawal Hijriyah telah terlihat di Arab Saudi, menandai berakhirnya bulan Ramadhan.

Mahkamah Agung Saudi pada Sabtu (29/3) mengumumkan, Hari Raya Idul Fitri di Arab Saudi akan dimulai pada Ahad (30/3) hari ini. Sholat Idul Fitri akan dilangsungkan di seluruh Kerajaan tepat setelah matahari terbit.

Pengadilan Kerajaan Saudi dan Pengadilan Kepresidenan Uni Emirat Arab (UEA) mengeluarkan pernyataan resmi setelah komite rukyat masing-masing mengadakan pertemuan dan memverifikasi awal Syawal.

Selain Arab Saudi dan UEA, Bahrain, dan Qatar juga mengonfirmasi bahwa Ahad (30/3) adalah hari pertama Idul Fitri, menandai berakhirnya bulan Ramadhan.

"Banyak negara Muslim, termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar, Bahrain, dan Kuwait, akan merayakan Idul Fitri pada hari Ahad," seperti dikutip dari Gulfnews, Ahad (30/3)

Sementara itu, beberapa negara lain yang mayoritas berpenduduk muslim, termasuk Malaysia, Oman, Pakistan, Yordania, dan Suriah, akan merayakan Idul Fitri pada Senin (31/3) besok.

Variasi ini, yang biasa terjadi dalam kalender Islam, merupakan hasil dari perbedaan penampakan bulan yang menentukan akhir Ramadhan, bulan puasa dan refleksi spiritual yang diamati oleh umat Islam di seluruh dunia.

Di Oman, komite rukyat menyatakan bahwa hilal yang menandakan dimulainya bulan Syawal tidak terlihat pada Sabtu (29/3) malam kemarin. Dengan demikian, negara ini akan menyelesaikan 30 hari puasa, dengan Idul Fitri secara resmi dimulai pada 31 Maret.

Pengumuman serupa juga dilakukan di Mesir, Suriah, Yordania, Maroko, Tunisia, dan Libya di mana otoritas keagamaan mengonfirmasi bahwa hari Ahad adalah hari terakhir bulan Ramadhan.

Indonesia, negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, bersama dengan Pakistan, Malaysia, Brunei, India, Bangladesh, dan Australia, juga mengumumkan bahwa Senin sebagai hari pertama Idul Fitri.

Di banyak negara tersebut, hari Sabtu hanya menandai hari ke-28 atau 29 Ramadhan, sehingga perayaan pada hari Ahad tidak mungkin dilakukan.

Sementara di Irak, Kantor Wakaf Sunni dan kantor Grand Ayatollah Ali Al Sistani, otoritas tertinggi Syiah di negara tersebut, menyatakan Idul Fitri jatuh pada Senin (31/3). Pemerintah Daerah Kurdistan mengumumkan hari Ahad sebagai hari pertama perayaan.

Sebaliknya, negara-negara termasuk Turki, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Yaman, Palestina, Sudan, dan Lebanon mengonfirmasi penampakan hilal pada Sabtu (29/3) dan akan merayakan Idul Fitri pada Ahad (30/3) hari ini.

Di Lebanon, otoritas Sunni mengkonfirmasi hari Ahad (30/3) sebagai Idul Fitri, sementara Dewan Islam Tinggi Syiah menunda keputusannya hingga Ahad malam, yang mengisyaratkan bahwa Idul Fitri dapat jatuh pada Senin atau Selasa untuk komunitas Syiah, tergantung pada jarak pandang.

Setidaknya ada 11 negara yang telah mengumumkan bahwa mereka akan merayakan Idul Fitri pada Ahad (30/3) hari ini. Sementara, 15 negara lainnya menyatakan hari Senin sebagai hari pertama Idul Fitri.

Sejumlah negara lainnya masih menunggu penampakan hilal atau belum mengeluarkan pernyataan resmi.

Berikut deretan negara-negara Muslim yang Merayakan Idul Fitri Hari ini:

  1. Arab Saudi
  2. UAE
  3. Qatar
  4. Bahrain
  5. Kuwait
  6. Turkiye
  7. Yemen
  8. Palestina
  9. Sudan
  10. Lebanon (Otoritas Sunni
  11. Iraq – Hanya pemerintah daerah Kurdistan.
Berikut Deretan Negara Islam yang akan Merayakan Idul Fitri pada Senin (31/3) besok:

  1. Oman
  2. Mesir
  3. Suriah
  4. Yordania
  5. Maroko
  6. Indonesia
  7. Pakistan
  8. Malaysia
  9. Brunei Darussalam
  10. India
  11. Bangladesh
  12. Australia
  13. Iraq – Otoritas Sunni and Syiah
  14. Tunisia
  15. Libya
Kementerian Agama (Kemenag) menggelar sidang isbat (penetapan) awal Syawal 1446 Hijriyah di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kementerian Agama Jakarta pada Sabtu (29/3).

Dalam konferensi pers hasil sidang isbat, Menteri Agama (Menag) Prof KH Nasaruddin Umar mengumumkan dan menetapkan 1 Syawal 1446 H atau Idul Fitri jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

Menag Nasaruddin mengatakan, posisi hilal hari ini di seluruh Indonesia masih di bawah ufuk dengan ketinggian berkisar minus 3 derajat 15 menit 47 detik sampai dengan minus 1 derajat 4 menit 37 detik.

Sudut elongasi 1 derajat 12 menit 89 detik, hingga 1 derajat 36 menit 38 detik. Dengan demikian secara hisab data hilal pada hari ini belum memenuhi kriteria hilal MABIMS.

"Berdasarkan hisab posisi hilal wilayah Indonesia yang tidak memenuhi kriteria MABIMS serta tidak adanya laporan hilal terlihat maka disepakati bahwa tanggal 1 Syawal tahun 1446 Hijriyah jatuh pada hari Senin tanggal 31 Maret 2025," kata Menag Nasaruddin di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kemenag Jakarta, Sabtu (29/3).

Sebelumnya, sidang isbat digelar dan diikuti oleh perwakilan ormas Islam, perwakilan duta besar negara sahabat, serta jajaran Kemenag. Sidang isbat diawali dengan Seminar Sidang Isbat Syawal yang mengangkat tema "Antara Tradisi, Sains, dan Regulasi."

Dalam seminar tersebut, hadir beberapa narasumber, yaitu KH Julian Lukman perwakilan dari PP Al Washliyah, KH Zufar Bawazir perwakilan dari Al-Irsyad Al-Islamiyyah, H Sriyatin Shodiq perwakilan dari Muhammadiyah, dan H Cecep Norwendaya dari Tim Hisab Rukyat Kemenag RI

Dalam seminar tersebut, Cecep sebagai anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag menjelaskan, secara astronomis, posisi hilal di Indonesia pada saat Maghrib di 29 Maret 2025, masih berada di bawah ufuk dan kriteria baru MABIMS yang ditetapkan pada 2021, sehingga mustahil dapat teramati.

"Di seluruh wilayah Indonesia, posisi hilal pada 29 Ramadhan 1446 H (29 Maret 2025) berada di bawah ufuk, berdasarkan data yang ada maka dapat disimpulkan bahwa di wilayah NKRI, hilal awal Syawal mustahil teramati," ujar Cecep.

Kriteria baru Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapore (MABIMS) menetapkan bahwa secara astronomis, hilal dapat teramati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat.

Sementara menurut Cecep, pada saat Maghrib 29 Maret 2025, posisi bulan di Indonesia tingginya minus 3 derajat 15 menit 28 detik sampai minus 1 derajat 4 menit 34 detik, dengan sudut elongasi antara minus 1 derajat 36 menit 23 detik sampai 1 derajat 12 menit 53 detik.

Maka, Cecep mengatakan, jika data tersebut dikaitkan dengan potensi rukyatul hilal, secara astronomis atau hisab, dimungkinkan awal bulan Syawal jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.


channel whastapp langkatoday