Perumahan The Vajra

Kerugian Kebakaran Los Angeles Lampaui Bantuan Militer AS ke Israel Sejak 1959

Table of Contents

LOS ANGELES (Langkatoday) - AccuWeather melaporkan, kerugian ekonomi dan kerusakan akibat kebakaran hutan di Los Angeles, Amerika Serikat diperkirakan mencapai lebih dari 250 miliar dolar AS, atau setara Rp 4.066 triliun (kurs Rp 16.266 per dolar AS). Perkiraan kerugian ekonomi dan kerusakan yang terjadi akibat kebakaran di California melampaui nilai bantuan AS untuk Israel melancarkan serangan ke Palestina sejak 1959.

Seiring dengan terus berkobarnya kebakaran di California Selatan dan cakupan kerusakan dahsyat, hilangnya nyawa, gangguan bisnis, dan dampak ekonomi lainnya menjadi lebih jelas, AccuWeather telah memperbarui dan meningkatkan perkiraan awal total kerusakan dan kerugian ekonomi menjadi antara 250 miliar dolar AS hingga 275 miliar dolar AS.

“Api yang bergerak cepat dan didorong angin ini telah menciptakan salah satu bencana kebakaran hutan termahal dalam sejarah modern AS,” kata Kepala Meteorologi AccuWeather Jonathan Porter, dikutip dari Accuweather.com melalui Republika.co.id, Rabu (15/1).

“Angin kencang mengirimkan api yang membakar lingkungan yang dipenuhi rumah-rumah seharga jutaan dolar. Kehancuran yang ditinggalkan sangat menyedihkan, dan dampak ekonominya sangat mengejutkan,” lanjutnya.

Kebakaran terburuk terjadi di area dari Santa Monica hingga Malibu, yang berdampak pada beberapa real estate termahal di negara ini, dengan nilai rumah rata-rata lebih dari 2 juta dolar AS.

“Jika sejumlah besar bangunan tambahan terbakar dalam beberapa hari mendatang, ini mungkin menjadi kebakaran hutan terburuk dalam sejarah California modern berdasarkan jumlah bangunan yang terbakar dan kerugian ekonomi,” ujar Porter.

Untuk melihat besarnya kerugian dalam konteksnya, perkiraan kerusakan dan ekonomi terbaru untuk kebakaran yang terjadi di California Selatan ini melampaui angka kerusakan dan kerugian ekonomi untuk seluruh musim kebakaran hutan tahun 2020, yang merupakan musim kebakaran hutan AS yang sangat aktif, menurut catatan Porter.

Kerusakan dan kerugian ekonomi di Los Angeles jauh lebih tinggi daripada kebakaran hutan mematikan di Maui pada tahun 2023, yang menelan biaya 13 miliar dolar AS hingga 16 miliar dolar AS, dan juga telah melampaui perkiraan kerusakan dan kerugian ekonomi sebesar 225—250 miliar dolar AS setelah Badai Helene tahun 2024.

“Tragisnya, kehidupan telah berubah selamanya hanya dalam hitungan menit. Banyak keluarga mungkin tidak mampu membangun kembali atau memperbaiki dan kembali. Bisnis mungkin tidak dapat pulih, dan pekerjaan akan hilang secara permanen. Ribuan orang sangat membutuhkan bantuan, awalnya kebutuhan dasar dan penopang hidup berupa makanan, air, dan tempat tinggal, saat tragedi ini terjadi,” kata Porter.

"Banyak keluarga akan menghadapi biaya tak terduga yang signifikan untuk pindah ke daerah lain di California Selatan. Proses pemulihan akan sangat mahal dan menantang secara emosional dalam beberapa bulan dan tahun mendatang,” terang Porter.

Pembaruan ini memperhitungkan informasi baru dan tambahan, termasuk kerusakan dan hancurnya ribuan rumah dan bisnis, kerusakan pada utilitas dan infrastruktur, dampak finansial dari perintah evakuasi, dan biaya jangka panjang untuk membangun kembali atau relokasi bagi orang-orang di daerah padat penduduk yang rumahnya hancur.

Biaya pembersihan dan pemulihan juga perlu diantisipasi, biaya tempat tinggal darurat, serta biaya perawatan kesehatan langsung dan jangka panjang bagi orang-orang yang terluka atau terpapar kualitas udara yang tidak sehat dari asap kebakaran hutan.

Estimasi AccuWeather juga memperhitungkan hilangnya upah dan pemindahan rumah bagi ribuan orang di California Selatan yang pekerjaannya terdampak sementara, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan banyaknya pemutusan hubungan kerja, PHK, atau penutupan usaha dan hilangnya lapangan pekerjaan.

AS Gelontorkan 17,9 Miliar Dolar untuk Israel

Sementara itu, dikutip dari laman Aljazirah awal Oktober 2024 lalu, Amerika Serikat dilaporkan telah menghabiskan 22,76 miliar dolar AS untuk mendukung perang Israel di Gaza dan operasi melawan Houthi di Yaman, menurut laporan oleh Watson Institute, Universitas Brown.

Bantuan militer senilai 17,9 miliar dolar untuk Israel sejak perang di Gaza dimulai setahun yang lalu adalah jumlah tahunan tertinggi yang pernah ada, menurut laporan tersebut. Bantuan untuk Israel adalah campuran dari pembiayaan militer, penjualan senjata, dan transfer dari persediaan senjata AS, menurut laporan tersebut, yang merupakan bagian dari proyek Biaya Perang.

Sebagian besar persenjataan yang dikirim AS adalah amunisi, kata laporan itu, termasuk peluru artileri dan bom seberat 2.000 pon (907 kg).

Tidak seperti bantuan militer AS yang didokumentasikan secara publik untuk Ukraina, rincian beberapa pengiriman militer AS ke Israel lebih sulit dipahami, sehingga angka 17,9 miliar tidak lengkap, menurut para peneliti di Universitas Brown.

Israel, sekutu terkuat AS di Timur Tengah, adalah penerima bantuan militer AS terbesar dalam sejarah, menerima 251,2 miliar dalam dolar yang disesuaikan dengan inflasi sejak 1959, menurut laporan tersebut.

Meski begitu, 17,9 miliar yang dibelanjakan sejak 7 Oktober 2023, dalam dolar yang disesuaikan dengan inflasi, sejauh ini merupakan bantuan militer terbanyak yang dikirim ke Israel dalam satu tahun. Selain bantuan untuk Israel, AS juga telah menghabiskan 4,86 miliar untuk operasi di Yaman dan tempat lain di Timur Tengah.

Pendanaan untuk perang Israel semakin memecah belah warga Amerika karena meningkatnya jumlah korban tewas warga sipil di Gaza dan Lebanon, dengan para ahli senjata menunjuk pada amunisi yang didanai AS yang kemungkinan digunakan oleh militer Israel untuk menyerang kamp tenda dan sekolah.

Meskipun sesekali menyuarakan kekhawatiran atas tindakan perang Israel dan sempat menghentikan pengiriman sejumlah bom berat pada bulan Mei, Presiden AS Joe Biden dengan tegas mendukung upaya perang Israel. "Tidak ada pemerintahan yang telah membantu Israel lebih dari saya," kata presiden AS itu.

Aktivis AS Salahkan Israel atas Kebakaran

Beberapa kelompok dan kritikus anti-Israel mengaitkan perang di Gaza dan pengeluaran militer AS untuk Israel dengan kebakaran dahsyat yang terjadi di Los Angeles, California. Code Pink, kelompok aktivis sayap kiri AS, mengatakan di Instagram, "Ketika pajak AS digunakan untuk membakar orang hidup-hidup di Gaza, kami tidak akan terkejut ketika kebakaran itu terjadi di 'rumah'."

Selain Code Pink, Jewish Voice for Peace anti-Zionis cabang New York, dalam sebuah unggahan Instagram juga mengkritik pemerintah AS. 

"Alih-alih menggunakan sumber daya untuk membuat negara kita layak huni, pemerintah kita malah menggunakan miliaran dolar untuk genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza," ungkap mereka di Instagram, dikutip dari laman Times of Israel.

Fatima Mohammed, seorang pemimpin kelompok garis keras anti-Israel di New York, Within Our Lifetime, mengunggah gambar kebakaran dan berkata, "Api Gaza tidak akan berhenti di situ."

Sementara itu, Kelompok Yahudi AS mengecam aktivis anti-Israel pada hari Kamis karena menyalahkan Israel atas kebakaran hutan Los Angeles.

Anggaran Pemadam Kebakaran Dipotong?

Ribuan petugas pemadam kebakaran berjuang melawan kebakaran hutan di tengah isu pemotongan anggaran yang memengaruhi Departemen Pemadam Kebakaran Los Angeles. 

Dikutip dari laman ABC News, pada Mei 2024, kota Los Angeles mengadopsi anggaran Tahun Anggaran 2024-2025 yang memangkas alokasi untuk departemen pemadam kebakaran sebesar 17,6 juta dolar AS dari tahun sebelumnya.

Pada saat itu, kota Los Angeles sedang merundingkan kontrak serikat pekerja dengan serikat pekerja pemadam kebakaran, United Firefighters of Los Angeles City. Pada tanggal 5 November, Dewan Kota memberikan suara untuk menyetujui kontrak serikat pekerja untuk tahun 2024-2028. 

Sebuah laporan yang dikirim ke kota sehari sebelumnya menguraikan dampak fiskal dari kontrak tersebut dan menyatakan kontrak tersebut akan menelan biaya sekitar 76 juta dolar AS pada tahun anggaran 2024- 2025. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan gaji dan tunjangan bagi anggota serikat pekerja.

Pada tanggal 17 Desember 2024, Komisi Pemadam Kebakaran LA mengirimkan laporan kepada Wali Kota Karen Bass melalui Kepala Pemadam Kebakaran Kristin Crowley. Di dalamnya, Crowley menyatakan departemen tersebut menghadapi "tantangan operasional yang belum pernah terjadi sebelumnya karena penghapusan posisi sipil yang penting dan pengurangan 7 juta dolar AS" untuk jam lembur.

Dengan disetujuinya kontrak baru, anggaran untuk departemen pemadam kebakaran pada Tahun Anggaran 2024-2025 meningkat dari 819,6 juta dolar AS menjadi 895,6 juta dolar AS. Jika dibandingkan dengan anggaran tahun sebelumnya (Tahun Anggaran 2023-2024), total anggaran departemen pemadam kebakaran tahun ini lebih besar sebesar 58,4 juta dolar AS. Menurut dokumen dari pejabat administrasi kota, peningkatan anggaran tahun ini disetujui secara khusus untuk memenuhi kenaikan gaji dan tunjangan yang termasuk dalam kontrak serikat pekerja yang baru.

"Prioritas nomor satu saya dan akan terus jadi priorutas, adalah petugas pemadam kebakaran kita mendapatkan apa yang mereka butuhkan, sehingga mereka dapat melayani masyarakat. Itu nomor satu. Saya akan mengabaikan kritik apa pun, karena setiap keputusan yang saya buat akan didasarkan pada apa yang dibutuhkan petugas pemadam kebakaran saya," kata Crowley.

Pemulihan Kebakaran Telan Puluhan Miliar Dolar

Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam pengarahan pada Senin (13/1/2024) waktu setempat mengatakan membangun kembali Los Angeles setelah kebakaran hutan dahsyat di California akan menelan biaya puluhan miliar dolar AS.

"Meskipun pemerintah federal akan menanggung 100 persen biaya selama 180 hari ke depan untuk hal-hal seperti pembayaran lembur petugas pemadam kebakaran, pemindahan puing-puing, dan tempat penampungan sementara, akan tetap membutuhkan puluhan miliar dolar untuk mengembalikan Los Angeles seperti semula," katanya.

Biden menuturkan Kongres perlu meningkatkan upaya untuk menyediakan dana guna membantu mereka yang tedampak kebakaran hutan.

Setidaknya 24 orang meninggal sejak beberapa kebakaran mulai terjadi pada Selasa lalu, dan lebih dari 12 ribu bangunan termasuk rumah, tempat bisnis, dan tempat ibadah telah menjadi abu. Lebih dari 40 ribu hektare lahan telah hangus terbakar oleh kebakaran Eaton, Palisades, Kenneth, dan Hurst, menurut Departemen Kehutanan dan Perlindungan Kebakaran California. Upaya untuk mengendalikan kebakaran terus berlanjut.

Biden mengatakan petugas pemadam kebakaran negara bagian, lokal, dan federal mampu mencegah kebakaran terbesar agar tidak menyebar ke area baru. "Dengan kata lain, mereka berhasil mengendalikan kebakaran; 14 persen kebakaran di Pacific Palisades telah terkendali, 33 persen di Pasadena, 95 persen di Sylmar, dan kebakaran di Ventura telah terkendali 100 persen. Itu adalah kemajuan," tambahnya dilansir laman Anadolu Agency.

Presiden AS itu menyampaikan orang-orang yang terdampak kebakaran akan menerima pembayaran satu kali sebesar 770 dolar AS (Rp 12,5 juta). "Sejauh ini, hampir 6.000 penyintas telah mendaftar untuk mendapatkan bantuan tersebut. Dan 5,1 juta dolar AS (Rp83 miliar) telah disalurkan. Dan saya mendorong semua orang yang terdampak untuk segera mendapatkan bantuan," katanya.

Biden berjanji untuk melakukan segala hal yang mungkin untuk membantu penduduk Los Angeles melewati bencana tersebut.

Sumber: Republika

channel whastapp langkatoday
Sejasa Net