Dosen dan Mahasiswa Farmasi IKH Medan Sosialisasi DAGUSIBU Obat di Medan Perjuangan
Foto Bersama Dosen Institut Kesehatan Helvetia dan Warga Lingkungan 3 Keluarahan Sei Kera Hulu Medan Perjuangan |
MEDAN (Langkatoday) - Dosen dan mahasiswa Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Helvetia (IKH) Medan mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di Lingkungan 3 Kelurahan Sei Kera Hulu, Kecamatan Medan Perjuangan, Kamis (9/1).
Kegiatan ini mengusung tema “Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang (DAGUSIBU) Obat dengan Benar” yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya pengelolaan obat secara bijak.
Acara tersebut dipimpin oleh Elfia Neswita, S.Farm., M.Farm., Apt., bersama tim dosen dan mahasiswa program studi S1 Farmasi.
Turut hadir Kepala Lingkungan (Kepling) 3 Kelurahan Sei Kera Hulu, yang menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif ini.
Ia menekankan, bahwa kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan karena masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang cara pengelolaan obat yang tepat, termasuk cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan benar.
"Tentu kegiatan seperti ini sangat diharapkan bagi warga, sebab ini menjadi edukasi buat warga tentang pengelolaan obat khususnya di daerah Kelurahan Sei Kera Hulu ini", ucap kepling Eko Hartadi dalam sambutannya.
Warga Lingkungan 3 Kelurahan Sei Kera Hulu terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Mereka aktif mendengarkan dan berdiskusi untuk memperdalam pengetahuan seputar penggunaan obat.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat serta meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya pengelolaan obat yang benar demi kesehatan bersama.
Dalam kegiatan tersebut, masyarakat dihimbau untuk: Pertama. Belilah obat dari tempat yang terpercaya, seperti apotek resmi atau fasilitas kesehatan lainnya. Hindari membeli obat dari sumber tidak resmi untuk mengurangi risiko mendapatkan obat palsu atau yang tidak terjamin keamanannya.
Kedua, Ikuti panduan penggunaan obat dengan cermat. Selalu baca label, perhatikan dosis, jadwal konsumsi, serta aturan penggunaannya (misalnya sebelum atau sesudah makan). Jika ada keraguan, segera konsultasikan dengan apoteker atau tenaga medis.
Ketiga, Simpan obat sesuai petunjuk, misalnya pada suhu ruang, di tempat yang kering, atau di dalam lemari pendingin jika diperlukan. Pastikan tempat penyimpanan obat tidak mudah diakses oleh anak-anak untuk menjaga keamanan.
Keempat, Obat yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa atau tidak lagi digunakan perlu dibuang dengan cara yang benar untuk mencegah pencemaran lingkungan atau penyalahgunaan. Pisahkan isi obat dari kemasannya, lalu campur dengan bahan lain seperti tanah atau kotoran untuk memastikan tidak disalahgunakan.
Antibiotik merupakan jenis obat yang digunakan untuk menangani infeksi bakteri. Jika digunakan secara tidak tepat, misalnya untuk mengobati infeksi virus atau jamur, bakteri justru akan berkembang biak dan menjadi kebal terhadap antibiotik tersebut.
Konsumsi antibiotik harus dilakukan sesuai petunjuk dokter. Jika dikonsumsi sembarangan, antibiotik bukannya menyembuhkan penyakit, tetapi justru menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti peningkatan mortalitas dan morbiditas, peningatan biaya dan penambahan waktu perawatan, serta peningkatan efek samping yang terjadi karena penggunaan dosis ganda dan dosis yang tinggi.
Banyak masyarakat yang belum memahami cara mendapatkan obat yang aman dan benar. Sebagian besar tidak menyadari pentingnya membeli obat dari tempat resmi, sehingga berpotensi memperoleh obat palsu atau yang tidak memenuhi standar kualitas.
Selain itu, penggunaan obat secara sembarangan, seperti mengonsumsi obat tanpa resep dokter, salah dalam menentukan dosis, atau menghentikan penggunaan tanpa konsultasi medis, masih sering terjadi. Kondisi ini dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya hingga meningkatkan risiko resistensi obat.
Kesalahan dalam penyimpanan obat juga menjadi permasalahan, misalnya meletakkannya di tempat lembap, terkena paparan sinar matahari, atau berada dalam jangkauan anak-anak. Kebiasaan ini tidak hanya mengurangi efektivitas obat tetapi juga berpotensi membahayakan keselamatan.
Lebih jauh, kesadaran masyarakat mengenai cara pembuangan obat yang sudah kedaluwarsa atau tidak terpakai juga masih rendah. Banyak obat yang dibuang sembarangan ke saluran air, tempat sampah, atau lingkungan sekitar, sehingga mencemari lingkungan dan berisiko disalahgunakan.
Di sisi lain, peredaran obat palsu serta penyalahgunaan obat-obatan keras tanpa pengawasan medis masih menjadi isu serius. Kondisi ini menegaskan pentingnya kesadaran bersama tentang pengelolaan obat yang benar. Bahkan, pembuangan obat yang tidak tepat ke tanah atau perairan dapat mencemari lingkungan dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia. Oleh karena itu, pengetahuan masyarakat terkait pengelolaan obat perlu terus ditingkatkan.
Institut Kesehatan Helvetia sepenuhnya mendukung kegiatan Pengabdian Masyarakat tahun 2025 ini. Bentuk dukungan yang diberikan terhadap pelaksanaan PKM berupa pemberian fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama kegiatan berlangsung.