Perumahan The Vajra

Daftar Jejak Ilmuwan Muslimah yang Mengubah Dunia

Table of Contents
Hurrem Sultan Roxelana. - (Muslimheritage.com)

KAIRO (Langkatoday) - Umumnya orang sudah banyak mengetahui tentang kontribusi laki-laki dalam sejarah Islam dan ilmu pengetahuan. Namun, sering kali gagal untuk mengakui para wanita yang membawa perubahan.

Di samping pria, Muslimah memainkan peran penting dalam dunia Islam pra-modern sebagai cendekiawan, penyair, mistikus, penguasa, dan pejuang.

Banyak Muslimah yang secara aktif terlibat dalam perawatan kesehatan pada masa Nabi Muhammad SAW di medan perang. Beberapa wanita hanya membantu mereka yang terluka, sementara yang lainnya mengambil bagian dalam pertempuran, demikian dikutip dari artikel Madiha Sadaf pada laman About Islam, Rabu (26/12).

Nusaibah binti Ka'ab Al-Anshariyah

Nusaibah binti Ka'ab Al-Anshariyah adalah seorang pejuang dan praktisi medis yang terkenal. Juga dikenal sebagai Umm `Ammara, ia adalah salah satu mualaf yang paling awal memeluk Islam.

Nusaibah binti Ka'ab Al-Anshariyah paling dikenal karena berperang melawan kaum pagan Makkah dalam Perang Uhud. Ketika dia tidak terlibat dalam pertempuran, dia merawat para prajurit yang terluka. Di luar zona pertempuran, dia juga melakukan sunat.

Rufayda binti Saad Al-Aslamiyya

Rufayda binti Saad Al-Aslamiyya, yang juga hidup pada masa Nabi Muhammad SAW sering disebut sebagai perawat pertama dalam Islam. Dia membantu orang-orang yang terluka selama Perang Badar.

Rufayda binti Saad Al-Aslamiyya memperoleh sebagian besar pengetahuan medisnya dengan membantu ayahnya yang seorang dokter, Saad Al-Aslamy. Dia menjadi seorang penyembuh yang ahli, sampai-sampai Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar semua korban luka dikirim ke tendanya untuk mendapatkan perawatan.

Perawat dan praktisi medis wanita Muslim lainnya yang memasuki medan perang dan mengabdikan waktu dan keterampilan mereka untuk menyembuhkan yang terluka pada masa Nabi Muhammad SAW termasuk Umm Sinan Al-Islami (dikenal juga sebagai Umm Imara), Umm Matawe' Al-Aslamiyya dan Umm Waraqa Binti Hareth.

Intelektual yang Luar Biasa

Banyak wanita Muslim abad pertengahan yang berhasil menekuni matematika bersama dengan minat mereka di bidang lain.

Sutayta Al-Mahamali

Sejarawan seperti Ibn al-Jawzi, Ibn al-Khatib Baghdadi dan Ibn Kathir memuji Sutayta Al-Mahamali diajar di bawah pengawasan beberapa ilmuwan Muslim.

Ia hidup pada paruh kedua abad ke-10 dan berasal dari keluarga terpelajar di Baghdad. Ayahnya adalah seorang cendekiawan dan hakim yang dihormati.

Sutayta menunjukkan kemampuan yang luar biasa dalam bidang matematika, yang lebih dari sekadar kemampuan untuk melakukan perhitungan. Dia unggul dalam hisab (aritmatika) dan fara'idh (perhitungan berurutan).

Sutayta juga memberikan kontribusi yang berharga pada bidang-bidang seperti sastra Arab, hadits dan yurisprudensi. Ia meninggal pada tahun 377 Hijriyah atau 987 Masehi.

Lubna dari Cordoba

Lubna dari Cordoba yang merupakan salah satu bangsawan Istana Umayyah di Andalusia dikenal karena kecintaannya pada dunia akademis. Keahliannya dalam menulis, tata bahasa, puisi, matematika, dan ilmu pengetahuan lainnya tak tertandingi.

Tidak hanya sebagai sosok yang cerdas, ia juga menjadi sekretaris istana khalifah Abd al-Rahman III dan putranya, al-Hakam bin Abd al-Rahman.

Ia juga dikenal karena kecintaannya pada buku, dan menyusun sebuah perpustakaan yang terdiri dari lebih dari setengah juta buku (Ibn Bashkuwal. Kitab al-Silla (Kairo, 2008), Vol. 2: 324).

Mendanai Ilmu Pengetahuan

Banyak perempuan Muslim dari latar belakang yang kaya memainkan peran utama dalam mengembangkan peradaban dan ilmu pengetahuan di dunia Islam abad pertengahan.

Zubayda binti Abu Ja'far al-Mansur

Mata air Zubaida yang terkenal di pinggiran Makkah membawa nama Zubayda binti Abu Ja'far al-Mansur. Mata air ini merupakan bagian dari proyek besar yang dipimpinnya untuk membangun stasiun layanan sumur air di sepanjang rute ziarah dari Baghdad ke Makkah.

Dia adalah istri dari khalifah Harun ar-Rasyid, wanita terkaya dan terkuat di dunia pada masanya, dan seorang wanita bangsawan yang sangat dermawan dan murah hati.

Fatima al-Fehri

Fatima al-Fehri adalah wanita lain yang mengabdikan diri pada proyek-proyek sains dan pembangunan. Ia membangun sebuah kompleks masjid di Fes, Maroko.

Di dalamnya terdapat Universitas Al-Quaraouiyine-salah satu universitas pertama di dunia; perpustakaan terpanjang di dunia yang masih ada sampai sekarang; dan sebuah ruangan untuk pencatat waktu.

Ruang pencatat waktu atau dar al-muwaqqit (tunggal), ditemukan di masjid-masjid dan universitas-universitas di seluruh dunia Islam abad pertengahan. Ruang-ruang ini digunakan oleh para astronom yang bertugas menghitung ketepatan waktu dan mengatur serta memelihara jam.

Para astronom muwaqqit harus menyampaikan waktu sholat yang tepat kepada para muadzin (pengumandang azan).

Ruang dar al-muwaqqit milik Al-Fehri terdapat di dalam menara Masjid Al-Quaraouiyine. Objek terpenting di dalamnya adalah jam air Al-Lajai. Jam ini dibuat oleh astronom Abu Zaid Abderrahman Ibn Souleiman al-Lajai atas perintah Sultan Marinid Abu Salim Ali II.

Dhayfa Khatun

Dhayfa Khatun adalah seorang Ratu Aleppo (di Suriah modern) selama enam tahun di mana ia mendirikan dua sekolah terkenal. Sekolah pertama adalah Sekolah al-Firdaous, yang didedikasikan untuk studi Islam dan syariah Islam, terutama doktrin Syafi'i.

Sekolah kedua, terletak di Mahalat al-Frafera, dikenal sebagai Sekolah Khahkah. Sekolah ini mengkhususkan diri pada syariah dan bidang keilmuan lainnya.

Hurrem Sultan

Terakhir adalah Hurrem Sultan. Dia membangun sebuah kompleks masjid di Istanbul dan kompleks Haseki Kulliye, yang terdiri dari masjid, sekolah, dan dapur umum.

Dia membangun pemandian dengan bagian yang terpisah untuk pria dan wanita, dua sekolah dan rumah sakit wanita. Dia mendirikan empat sekolah di Makkah dan sebuah masjid di Yerusalem. (rel/rol)


channel whastapp langkatoday