BSC0GUG0GUG9GUM0BSO7GpM5BY==
Light Dark
Paslon BISA Lawan Korupsi: Mengapa Mereka yang Risih?

Paslon BISA Lawan Korupsi: Mengapa Mereka yang Risih?

Paslon Bupati dan Wakil Bupati Langkat - Iskandar Sugito (kiri depan) dan Adli Tama Hidayat Sembiring (kanan depan)
Table of contents
×

STABAT (Langkatoday) - Langkat saat ini berada di persimpangan jalan. Di tengah janji reformasi, program unggulan pasangan Iskandar Sugito dan Adli Tama Hidayat Sembiring (BISA) menonjol sebagai solusi yang berani dan progresif.

Dengan mengusung tekad kuat menghapus korupsi dan jual beli jabatan, mereka menjanjikan sebuah langkah besar untuk memberantas penyakit lama yang menghambat kemajuan Langkat.

Namun, langkah ini tampaknya mengguncang sebagian pihak yang justru menikmati sistem yang korup dan rusak.

Framing dan Fitnah: Tanda Ketakutan?

Sejak program ini dicanangkan, pasangan BISA menghadapi berbagai serangan tak berdasar.

Framing negatif, pencarian kesalahan kecil yang dibesar-besarkan, hingga fitnah tanpa bukti menjadi senjata yang dilancarkan pihak tertentu. Semua ini hanya menunjukkan satu hal: ketakutan.

Ketakutan bahwa jika korupsi diberantas, akses mereka pada kekuasaan dan keuntungan ilegal akan terputus.

Apakah kelompok ini adalah mereka yang selama ini menikmati hasil jual beli jabatan dan praktik koruptif di pemerintahan? Atau justru bagian dari sindikat yang membiarkan pendidikan Langkat hancur?

Realitas Kelam Langkat: Bukti Kegagalan Sistem Lama

Faktanya, kondisi Langkat hari ini adalah cerminan dari kegagalan kepemimpinan sebelumnya.

Sekolah tanpa meja dan kursi, fasilitas pendidikan minim, angka putus sekolah tinggi, dan kualitas SDM rendah adalah pemandangan umum. Padahal, Langkat memiliki sumber daya alam melimpah.

Namun, seperti diakui rival mereka dalam debat kedua beberapa waktu lalu, potensi besar itu tidak pernah dimanfaatkan optimal.

Jalan rusak mencapai 71 persen, angka pengangguran 6,53 persen lebih tinggi dari rata-rata Sumut dan nasional, sementara pertumbuhan ekonomi stagnan di angka 4,93 persen.

Lebih tragis lagi, tingkat kemiskinan dan IPM rendah menunjukkan bahwa kebijakan selama ini lebih berpihak pada segelintir orang, bukan rakyat banyak.

Bagaimana mungkin daerah yang kaya sumber daya alam justru memiliki desa-desa miskin dengan potensi wisata terbengkalai seperti Batu Rong Ring? Apakah ini bukan bukti nyata korupsi struktural dan salah urus?

BISA: Harapan Baru untuk Langkat Berkah

Pasangan BISA menawarkan solusi konkret: membangun infrastruktur, meningkatkan pendidikan, memperbaiki layanan kesehatan, dan memberantas korupsi hingga ke akar.

Ini bukan sekadar janji manis, melainkan panggilan moral untuk mengembalikan Langkat ke jalur yang benar.

Adli Tama dengan tegas menyatakan, "Biarkan Langkat diperbarui, biar Langkat bisa lebih maju dan berkah."

Serangan fitnah dan upaya menjatuhkan program ini bukan hanya serangan terhadap pasangan BISA, tetapi juga terhadap harapan rakyat Langkat.

Ini adalah ujian bagi masyarakat: apakah mereka akan membiarkan Langkat terus terjebak dalam lingkaran korupsi dan keterbelakangan, atau memilih keberanian untuk perubahan?

Langkat membutuhkan pemimpin yang bersih, bukan pemimpin yang takut kehilangan "lahan basah."

Jika ada pihak yang merasa risih dengan program anti-korupsi, mungkin karena mereka adalah bagian dari masalah itu sendiri.

Sudah saatnya rakyat Langkat berdiri di sisi kebenaran, dan bersama-sama mewujudkan daerah yang lebih maju dan berkah.

Kini, pilihannya ada di tangan kita: lanjutkan kebobrokan, atau hapus korupsi untuk masa depan yang lebih baik. Ayo buktikan perubahan itu 27 November 2024 nanti. (**)

0Comments

Kami hadir di WhatsApp Channel + Gabung