MEDAN (Langkatoday) - Calon Gubernur Sumatera Utara (Cagubsu) nomor urut 1 Bobby Nasution mencecar Cagubsu nomor urut 2 Edy Rahmayadi soal pembelian lahan eks Medan Club senilai Rp 400 miliar saat Edy menjabat Gubsu. Edy pun membalas Bobby dengan menyebut jangan membohongi rakyat.
Momen panas itu terjadi dalam debat Pilgub Sumut tahun 2024 yang digelar KPU Sumut, Rabu (30/10) malam.
Dikutip dari laman detikSumut, Bobby mempertanyakan mengapa Edy memilih membeli lahan Medan Club yang berada di belakang kantor Gubsu dibanding memberi pelayanan kesehatan gratis seperti yang dibuat Bobby di Medan lewat Universal Health Coverage (UHC).
"Kami hitung-hitung Pak Edy, dengan anggaran yang ada di provinsi, sebenarnya Sumut bisa UHC Pak, tapi kenapa di masa Bapak lebih pilih untuk beli eks Medan Club yang harganya Rp 400 miliar lebih, sedangkan masyarakat kita yang kurang mampu berobat pun belum bisa menggunakan KTP, belum bisa gratis," ujar Bobby.
Sebagai informasi, lahan Medan Club yang terletak di belakang kantor Gubernur Sumut itu dibeli menggunakan APBD 2022 dan 2023. Lahan itu rencananya digunakan untuk gedung layanan satu atap bagi dinas-dinas yang ada di Pemprov Sumut. Selama ini, kantor dinas-dinas Pemprov Sumut tersebar di berbagai lokasi di Medan.
Edy lalu menjawab Bobby. Dia mengatakan UHC bukan jawaban bagi masalah kesehatan warga. Dia membandingkannya dengan BPJS yang sudah dibantu dengan APBN namun dinilainya belum efektif. Dia kemudian meminta rakyat tidak dibohongi.
"Jangan bohongi rakyat. Persoalannya, rumah sakitnya tak ada obatnya. Itu yang harus kita diskusikan bagaimana caranya, sehingga pelayanan kesehatan bisa kita atasi dari mulai infrastruktur kesehatan," ujarnya.
Kemudian, Edy menjawab soal pertanyaan Bobby yang menyinggung soal Medan Club. Edy lalu meminta agar hal tersebut tidak perlu dikaitkan.
"Jangan disinggung dengan Medan Club. Medan Club itu bonusnya Sumatera Utara. Medan club itu," kata Edy.
Namun, belum sempat Edy menjelaskan lebih lanjut soal Medan Club itu, pembawa acara menyampaikan bahwa waktu untuk Edy menyampaikan jawabannya telah habis.
Kemudian, pembawa acara memberikan kesempatan kepada Bobby untuk menanggapi jawaban Edy Rahmayadi. Bobby lalu meralat kepanjangan UHC yang disampaikan oleh Edy.
Bobby menyebut bahwa UHC itu adalah Universal Health Coverage bukan Universal Health Care.
"Pak Edy, pertanyaan saya simple, kok lebih pilih beli Medan Club dibanding, oke bapak bilang tadi UHC, walaupun mohon maaf Pak, bukan care tapi coverage Pak c-nya," ujarnya.
Bobby lalu kembali menanyakan alasan Edy lebih memilih membeli lahan Medan Club untuk perluasan kantor Gubernur Sumut, dibanding untuk pengobatan masyarakat. Menurut Bobby, kantor gubernur yang saat ini sudah luas dan tidak perlu diperluas lagi.
"Yang saya tanya kenapa pilih beli Rp 400 miliar untuk beli aset hanya untuk tambah luasan kantor gubernur, dibandingkan kasih uangnya agar tadi masyarakat bisa berobat. Sudah gitu bisa tadi fasilitasnya, perbaiki saja, pak fasilitas rumah sakitnya, perbaiki fasilitas puskesmasnya, daripada beli Medan Club hanya untuk meluaskan kantor gubernur," kata Bobby.
"Kantor gubernur yang hari ini sudah luas, hari ini sudah besar, mungkin masyarakat Sumut belum tentu semuanya masuk kantor gubernur, diluasin lagi. Lebih milih meluaskan kantor gubernur dibandingkan untuk meningkatkan pelayanan, menggratiskan kesehatan, ataupun dibilang tadi meningkatkan puskesmas boleh, RS, obat boleh pak. Itu saja pertanyaan saya tadi simpel. Kenapa lebih milih Medan Club Rp 400 miliar dibandingkan masyarakatnya Pak, itu saja," sambungnya.
Sebelumnya, Bobby Nasution menanyakan alasan Edy Rahmayadi lebih memilih membeli lahan Medan Club dibanding memberikan pengobatan gratis kepada masyarakat. Untuk diketahui, lahan Medan Club ini dibeli saat Edy menjabat sebagai Gubernur Sumut.
Pertanyaan itu disampaikan Bobby saat pembawa acara memberikan kesempatan kepada Bobby untuk memberikan pertanyaan kepada paslon Edy-Hasan.
"Saya ingin tanya pelayanan kesehatan. Saya di awal menyampaikan bagaimana masyarakat kita butuh pelayanan, pelayanan ini menurut saya salah satunya pelayanan pemerintah bisa menggratiskan. Contoh bagaimana kami di Kota Medan sudah UHC Pak Edy," kata Bobby.
Bobby lalu menyampaikan bahwa dari anggaran yang dimiliki Pemprov Sumut, harusnya sudah bisa UHC seperti Kota Medan. Lalu, dia menanyakan alasan Edy lebih memilih membeli lahan Medan Club sebesar Rp 400 miliar dibandingkan memberikan pelayanan gratis kepada masyarakat.
"Kami hitung-hitung Pak Edy, dengan anggaran yang ada di provinsi, sebenarnya Sumut bisa UHC pak, tapi kenapa di masa bapak lebih pilih untuk beli eks Medan Club yang harganya Rp 400 miliar lebih, sedangkan masyarakat kita yang kurang mampu berobat pun belum bisa menggunakan KTP, belum bisa gratis," ujarnya.
Menantu Jokowi itu lalu menyampaikan harusnya anggaran membeli Medan Club itu digunakan untuk kebutuhan masyarakat.
"Alangkah baiknya uang seperti itu dipakai untuk kebutuhan masyarakat, kenapa lebih pilih itu dari pada menggratiskan (pengobatan) masyarakat," pungkasnya.
0Comments